Wednesday, 05 Jamadil Awal 1433
Rabu, 28 Maret 2012 19:03
Jakarta, bimasislam –
Mengingat pentingnya program pengarusutamaan gender di semua tingkatan,
Kementerian Pembedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI,
menyelenggarakan pelatihan penganggaran pengarusutamaan gender, acara
berlangsung dalam tiga tahap dan berlangsung di Hotel Milllenium
Jakarta, beberapa waktu lalu.
Peserta
pada acara tersebut adalah perwakilan dari masing-masing satuan kerja
eselon 1 di Kementerian Agama RI. Hadir pula sebagai salah satu
Narasumber, Wakil Menteri Agama, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA.
Saat
memberikan pengarahan, Nasaruddin Umar menegaskan bahwa, dalam
melaksanakan program pemerintahan harus ada sinergi. “Kalau ingin
berhasil program harus integrated dan jangan terlalu formal”, tegasnya.
Wamenag
berkali-kali menekankan perlunya sinergi, diakuinya juga bahwa
Kementerian Agama juga membutuhkan sinergi agar program yang telah
direncanakan dapat tepat sasaran. Menyinggung persoalan gender, Wamenag
yang juga Rektor PTIQ Jakarta berharap, agar langkah itu dimulai dari
individu-individu atau diri sendiri.
Di
media publik, lanjut Nasar, banyak perempuan disudutkan dan tidak
jarang yang menyudutkan adalah perempuan sendiri. Oleh karena itu, dia
berharap perlunya para mubaligh juga para pelawak mempunyai wawasan
gender, tidak hanya itu para asisten KPI (Komisi Penyiaaran Indonesia)
juga diharapkan melek gender. Untuk itu, Wamenag mengusulkan agar ada
semacam kursus atau pelatihan gender. “Banyak sinetron atau dakwah
melalui media televisi yang terlalu mengumbar tangis dan tawa, kadang
contohnya malah merendahkan perempuan itu sendiri”, ujarnya.
Pada
kesempatan itu pula, Nasar berpesan agar dalam menyampaikan program
pengarusutamaan gender harus pintar dan tepat dalam memilih bahasa agar
dapat menghadirkan rasa keadilan gender itu sendiri.
Seperti
kita ketahui, di negara maju seluruh sumber daya manusia itu
diberdayakan, artinya tidak lagi memandang jenis kelamin. Di Indonesia
yang menurut data sebagian besar penduduknya adalah perempuan maka
kuncinya jika ingin memajukan Indonesia adalah dengan memaksimalkan
sebagian besar sumber daya manusia yang selama ini dinomorduakan.
“Kalian
harus lebih seru kalau jadi pejabat, sebab tantangannya bakal lebih
berat, berdayakan separuh SDM (perempuan-red) kita ini, jangan biarkan
lemah dan berdayakanlah” pungkasnya.
Melalui
kegiatan ini diharapkan dapat mengintegrasikan perbedaan pengalaman,
aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam
tahapan perencanaan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dari setiap
kebijakan atau program dan kegiatan pembangunan di segala lingkup
pemerintahan demi terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender bagi para
pelaku pembangunan. (syam/jaja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar