Senin, 09 April 2012

Pentingnya Sinergi Program Gender

Wednesday, 05 Jamadil Awal 1433
Rabu, 28 Maret 2012 19:03
Jakarta, bimasislam – Mengingat pentingnya program pengarusutamaan gender di semua tingkatan, Kementerian Pembedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, menyelenggarakan pelatihan penganggaran pengarusutamaan gender, acara berlangsung dalam tiga tahap dan berlangsung di Hotel Milllenium Jakarta, beberapa waktu lalu.
Peserta pada acara tersebut adalah perwakilan dari masing-masing satuan kerja eselon 1 di Kementerian Agama RI. Hadir pula sebagai salah satu Narasumber, Wakil Menteri Agama, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA.
Saat memberikan pengarahan, Nasaruddin Umar menegaskan bahwa, dalam melaksanakan program pemerintahan harus ada sinergi. “Kalau ingin berhasil program harus integrated dan jangan terlalu formal”, tegasnya.

Wamenag berkali-kali menekankan perlunya sinergi, diakuinya juga bahwa Kementerian Agama juga membutuhkan sinergi agar program yang telah direncanakan dapat tepat sasaran.  Menyinggung persoalan gender, Wamenag yang juga Rektor PTIQ Jakarta berharap, agar langkah itu dimulai dari individu-individu atau diri sendiri.
Di media publik, lanjut Nasar, banyak perempuan disudutkan dan tidak jarang yang menyudutkan adalah perempuan sendiri. Oleh karena itu, dia berharap perlunya para mubaligh juga para pelawak mempunyai wawasan gender, tidak hanya itu para asisten KPI (Komisi Penyiaaran Indonesia) juga diharapkan melek gender. Untuk itu, Wamenag mengusulkan agar ada semacam kursus atau pelatihan gender. “Banyak sinetron atau dakwah melalui media televisi yang terlalu mengumbar tangis dan tawa, kadang contohnya malah merendahkan perempuan itu sendiri”, ujarnya.
Pada kesempatan itu pula, Nasar berpesan agar dalam menyampaikan program pengarusutamaan gender harus pintar dan tepat dalam memilih bahasa agar dapat menghadirkan rasa keadilan gender itu sendiri.
Seperti kita ketahui, di negara maju seluruh sumber daya manusia itu diberdayakan, artinya tidak lagi memandang jenis kelamin. Di Indonesia yang menurut data sebagian besar penduduknya adalah perempuan maka kuncinya jika ingin memajukan Indonesia adalah dengan memaksimalkan sebagian besar sumber daya manusia yang selama ini dinomorduakan.
“Kalian harus lebih seru kalau jadi pejabat, sebab tantangannya bakal lebih berat, berdayakan separuh SDM (perempuan-red) kita ini, jangan biarkan lemah dan berdayakanlah” pungkasnya.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengintegrasikan  perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam tahapan perencanaan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dari setiap kebijakan atau program dan kegiatan pembangunan di segala lingkup pemerintahan demi terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender bagi para pelaku pembangunan. (syam/jaja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar